Sekda Bahri Sudirman Hadiri Peringatan Hari Pahlawan Patimura di Weda

Sekda Bahri Sudirman Hadiri Peringatan Hari Pahlawan Patimura di Weda

Penjabat (Pj) Bupati Halmahera Tengah (Halteng) yang diwakili oleh Sekda Halteng Bahri Sudirman. SH., M.Hum menghadiri Acara Peringatan Hari Pahlawan Pattimura yang dilaksanakan oleh Komunitas Lengso Merah Ikatan Keluarga Maluku (IKM) ) Kabupaten Halmahera Tengah.

 

Kegiatan dilaksanakan di Pandopo Falcilno Weda di hadiri Beberapa Pimpinan OPD, Kepala Desa, Tokoh Agama dan Tokoh Adat. Rabu 15 Mei 2024.

Dalam Sambutanya Sekda Bahri Sudirman mengapresiasi kegiatan Peringatan hari Pattimura yang dilaksanakan di weda, “dimana IKM membawa kita semua dalam suasana nasionalisme,” ujarnya.

 

Sekda Bahri mengatakan bahwa Thomas Matulessy (Patimura) adalah pahlawan nasional dari Maluku dengan perjuangannya melawan penjajah. “Ini merupakan momentum, sebagai generasi muda yang tidak lupa atas pengorbanan pejuang yang melawan penjajah.” Ucap Bahri

 

Dikatakannya, banyak pejuang kita yang menjaga keutuhan Negara, rela berkorban untuk daerahnya begitu juga salah satu pahlawan nasional dari Halmahera Tengah yaitu Hi. Salahuddin Bin Talabuddin dengan sejarah yang berbeda melawan penjajah,” imbuh Bahri.

Dikesempatan itu, Bahri juga mengajak bersama sama bangun Halmahera Tengah tanpa ada unsur perbedaan. “Karna kita semua orang fagogoru, saling baku sayang satu dengan yang lain saling baku bantu satu dengan yang lain.”tutup Bahri.

 

Sementara itu, Lukman Abdul Kadir (Lucky) selaku pembina Lengso Merah Bacarita mengatakan bahwa kehadiran komunitas lenso merah bacarita di Bumi Fagogoru, yang mulai terbentuk pada tanggal 24 februari 2024 merupakan pengejawantahan daripada semangat membangun solidaritas dan kekeluargaan sebagai nilai universal manusia ditengah-tengah masyarakat, sebagaimana ungkapan bahwa semua manusia bersaudara.” ujarnya.

Dirinya juga menyampaikan banyak terima kasih kepada para Tokoh Fagogoru dan seluruh masyarakat Fagogoru, yang dengan sikap terbuka menerima orang-orang dari berbagai suku hadir dan hidup disini. “Dirinya juga meyakini bahwa falsafah fagogoru akan menjadi pedoman luhur masyarakat, untuk hidup berdampingan sebagai penggambaran bahwa diatas pijakan kaki kita saat ini, merupakan miniatur mininya Indonesia,” tutup Lukman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *