Bupati Halmahera tengah, Drs. Edi Langkara. MH membuka secara resmi kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Halteng, bertempat di Aula Salahudin Bin Talabudin, Sabtu, 17/12/22
Kegiatan itu dilakukan untuk memastikan pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antar Perangkat Daerah penanggungjawab layanan dengan sektor atau lembaga non pemerintah dan masyarakat serta terlaksananya konfirmasi, sinkronisasi, dan sinergitas hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan.
Sambutan Bupati Seperti kita ketahui bersama, persoalan Stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional, dan Kabupaten Hamahera Tengah menjadi salah satu Kabupaten prioritas dari 100 Kabupaen/Kota di Indonesia, pada tahun 2019 berdasarkan Surat menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional nomor: B.240/M.PPN/D.5/PP.01.01/04/ 2019.
Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal, hal ini menyembabkan kemampuan mental dan belajar yang dibawah rata-rata, dan bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis dimasa dewa sanya. Bahkan, stunting dan Kekurangan Gizi pada Balita berkontribusi pada berkurangnya 2-3% Produk Domestik Bruto setiap tahunnya.
Dalam rangka pelaksanan strategi tersebut, maka pada hari ini kita melaksanakan satu agenda penting dalam rangka penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Hamahera tengah yaitu Rembuk Stunting dengan tema “AKTIF CEGAH STUNTING LINDUNGI GENERASI EMAS FAGOGORU” saya berharap Rembuk pada hari ini dapat meningkatnan komitmen bersama dalam penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Hamahera Tengah yang kita cintai ini.”Lanjut Bupati
Kunci pencegahan dan penangguangan Stunting adalah pada 1000 hari pertama Kehidupan (HPK), sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita dibawah dua tahun (Baduta), baik melalui intervensi spesifik, maupun inervensi sensitif, perlu terus kita upayakan.
Terkait hal ini, saya minta intervensi tidak hanya diaksanakan oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga dilakukan oleh sektor lain. Karena tingkat keberhasilan program ini sangat dipengaruhi oleh sektor non kesehatan, dengan proporsi dukungan mencapai 70 persen.
Dukungan tersebu diantaranya melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi, dan utamanya pemahaman secara baik, serta kepeduian masing-masing individu, berikut masyarkat, untuk mengoptimalkan peranya, dalam upaya penanggulangan Stunting. Masaah gizi harus menjadi prioritas yang tidak boleh kita abaikan. Pemerintah daerah tetap berkewjiban untuk menjamin kecukupan gizi masyarakat.
Bupati berharap kepada seluruh perangkat Daerah bersama stake holder terkait untuk selalu berinovasi dalam menyikapi permasalahan ini, agar upaya pemenuhan gizi masyarakat, utamanya bagi mereka yang rentan, seperti Ibu hamil dan anak balita, bisa tetap terpenuhi dengan Perkuat dan gunakan kearifan lokal dimasing-masing wilayah.
Diakhir sambutan bupati sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh komponen masyarakat, perangkat pemerintah Daerah, dan segenap elemen pemangku kepentingan atas kerja sama dan dukungannya, dalam upaya penanggulangan dan pencegahan Stuting selama ini.”tutup(kn)
Turut Hadir Wakil Bupati Abd. Rrahim Odeyani.SH.,MH, Sekda Halteng Yanto M Asri. S.Pd, Staf Ahli/Asisten. Pimpinan OPD, Forkopimda, Pengurus PKK dan Dharmawanita.