Pj. Bupati Ikram M Sangadji Tanam Padi Varietas Inpari 32

Pj. Bupati Ikram M Sangadji Tanam Padi Varietas Inpari 32

Dalam rangka memacu petani agar mencapai target anam, Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Tegah melakukan percepatan tanam padi varietas Inpari 32 di penghujung tahun 2023, Jumat (29/12/2023).Tanam padi dilaksanakan di areal persawahan Desa Lembah Asri dan Desa Wairoro Indah, Kecamatan Weda Selatan yang dilakukan langsung oleh Penjabat Bupati Ikram M Sangadji bersama para petani setempat. Padi Inpari 32 itu ditanam pada lahan seluas 40 hektar dari 100 hektar lahan yang disiapkan oleh Dinas Pertanian.

 

Terkait hal tersebut Penjabat Bupati Halteng, Ikram M Sangadji mengatakan bahwa dalam rangka menindaklanjuti kesepakatan Dirjen Bangda dan Dirjen Horti kemudian dalam rapat koordinasi para PJ Gubernur, Pj Bupati dan Walikota yang diinisiasi oleh Mendagri termasuk berdialog langsung dengan Presiden di Istana Negara. “Setelah itu arahan dari Kementan agar semua daerah melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap produksi pangan,” ucap Ikram.

Dikatakannya ketersediaan lahan di Halteng cukup besar dan luas, lahan ini sudah ter klaster ada klaster untuk kawasan industri pertambangan ada juga klaster pemukiman perluasan perkotaan dan klaster kawasan pangan.

 

IMS biasa Pj Bupati disapa mengaku dirinya berani men challenge (memberi tantangan) pada Kadis Pertanian agar Desember ini bisa melakukan tanam padi. Hal itu saya sampaikan saat panen padi sekitar November lalu yang saat itu alhamdulillah hasil panen dibeli langsung oleh Pemda dengan hasil panen sekitar 8,3 ton di Wairoro Indah. “Dan hasil panen saat ini Pemda kemudian diberikan ke masyarakat sebagai penyangga pangan untuk menjaga stabilitas harga beras,” jelasnya.

Saat ini sekitar 40 hektar padi jenis Inpari 32 sudah ditanam dari rencana lahan 100 hektar yang telah disediakan. “Kadis Pertanian bagitu diarahkan langsung dilaksanakan. Buktinya teman-teman di Distan tidak sakit dan berjalan dengan baik,” katanya.

 

IMS menegaskan, apa yang dilakukan oleh Dinas Pertanian agar menjadi perhatian bagi OPD yang lain. “Semua anggaran itu berpihak ke rakyat tidak perlu kita merasa uang ini punya kita tapi uang itu digunakan untuk rakyat. Jangan berpikir untuk yang lain dulu,” sentil IMS.

 

Asisten Deputi Pengelolaan Perikanan Tangkap, Kemenko Marves itu apresiasi Kadistan Yusmar Ohorella dan jajarannya. “Saya sering datang dan mencek, bagaimana mampu tidak, bisa tidak. Buat saya harus cek lagi, sekecil apapun kalau tidak berbuat untuk rakyat, itu semua foya (bohong),” ujarnya.

Melihat itu, dirinya mengajak kepada OPD dan staf agar bisa menyaksikan bahwa hamparan lahan yang disediakan berisi air dan becek. Artinya untuk membuka lahan ini membutuhkan tenaga dan pikiran yang luar biasa. “Artinya 100 hektar lahan untuk tanam padi itu bukan gampang, tapi itu bisa disulap sekejap mata kalau kita punya niat dan keinginan yang sama,” pungkasnya.

 

Dalam rangka itu, IMS menegaskan agar produksi padi harus berlanjut terus menerus. Pasalnya, menyangga inflasi di Halteng agak sulit dibandingkan daerah lain karena Halteng punya pasar kontinu dalam jumlah yang besar. “Saat ini ada 62.000 karyawan yang bekerja di industry pertambangan, nanti di akhir 2024 targetnya 100 ribu,” akunya.

 

Dan di tahun 2024 daerah Kabupaten Halteng merupakan daerah yang dipantau inflasinya. Karena itu maka kita lakukan adalah menyiakan bahan pangan. Jadi dalam pikiran kita semua adalah bagaimana pangan ini harus ada terus sepanjang waktu. “Kalau ada rakyat di dalam rumah tangganya dengan kenaikan bahan pangan yang bagitu tinggi kemudian tidak bisa membeli, maka yang salah itu pemerintah. Misalnya tidak bisa beli cabai maka yang salah pemerintah. Karena kita bekerja untuk rakyat,” tegasnya.

Untuk itu, IMS merasa yakin dan optimis tinggi kedepan tidak perlu lagi membeli beras dari luar. Mengingat hamparan lahan yang sangat luas. Buktinya produksi periode Januari sampai September 2023 capaian produksi gabah kering sebanyak 176 ton. “Kok bisa, ya bisa, kenapa gak bisa. Jadi nanti di periode Januari 2024 sampai September 2024 bisa naik sekitar 200 ton lebih gabah kering yang kita hasilkan,” cetus IMS.

 

Hal itu dilakukan IMS agar Halteng tidak saja dikenal sebagai daerah industri pertambangan tapi menjadi daerah penyangga pangan untuk menjaga inflasi di Malut. Kalau itu sudah kita lakukan maka Pemda tidak perlu harus memikirkan uang yang banyak, karena kita sudah menghasilkan. Dimana-mana daerah dengan pertumbuhan tinggi harus ada bukti nyata bahwa ada aktifitas ekonomi dan perputaran ekonomi melalui jumlah uang yang ada di masyarakat,” terangnya.

Kita punya pertumbuhan yang cukup tinggi, tapi jika ditengok secara ril itu abstrak kenapa? Karena kita tidak bisa menghitung. Kenapa tidak bisa menghitung, karena pikiran kita terlalu banyak perjalanan dinas sehingga lupa perjalanan ke dalam. “Nah pak Yusmar (Kadistan) sudah buktikan, tanggal OPD yang lain. Jangan cuma satu yang buktikan, karena itu bisa pincang. Jadi harus semua OPD,” paparnya.

 

Kesempatan itu juga, Pj Bupati menyampaikan terimakasih kepada Camat Weda Selatan Bambang Wedatro dan para Kades yang sudah membantu.

 

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Yusmar Ohorela dalam laporannya mengatakan di penghujung tahun kami ditugaskan oleh Pj Bupati Ikram M Sangadji agar menyiapkan 100 hektar lahan untuk menanam padi. “Jadi bukan 100 juta bayar tunai. Kalau 100 juta bayar tunai 2 hari bisa dapat. Tapi ini 100 hektar tanam padi memang luar biasa,” pungkas Yusmar.

Yusmar mengaku menyediakan 100 hektar lahan untuk penanaman padi di penghujung tahun menjadi tantangan yang luar biasa. “Walupun becek, tapi itulah demi kepentingan petani dalam rangka penurunan kemiskinan di Halteng kami siap laksanakan dan menjalankan dengan baik,” ujarnya.

 

“Jadi kami tidak mundur, jangankan 100 hektar, 500 ha pun kami siap, yang penting excavator tambah, jonder tambah, hand traktor tambah karena itu berkaitan dengan sawah,” tandas Yusmar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *